Minggu, 31 Mei 2015

Pengalaman Seks Sama Dosen Wanitaku Dan Pembantunya

Pengalaman Seks Sama Dosen Dan Pembantunya

Kenangan indah bersama dosen dan pembantunya tiba-tiba terbersit, Sebatang pensil dimeja tiba-tiba menggerakkan tanganku untuk menuliskan Cerita Seks disini. Ku tulis kata-demi kata hingga aku merangakai keseluruhan cerita seks mengenai pengalamanku ngentot dengan ibu dosenku di diareku.Ku peluk buku itu setelah selesai mencoret-coret lembaran putihnya,ku isikan cerita ngentotku bersama dosenku.Ku buka laptop ku tulis kembali dan kusajikan di forumkami.com, semoga terhibur dan inilah kisahnya.

pada waktu ujian tengah semester di warnai rintikan hujan disepanjang jalan menemaniku menuju ketempat itu, saya dipanggil ke rumah dosen wanita yang masih agak muda, sekitar 26 tahun. body asyik di pandang mata,lurus sebahu rambutnya. Ia juga lulusan dari perguruan tinggi tersebut. Dipanggil ke rumahnya karena saya diminta untuk mengurus keperluan dia, karena dia akan ke luar kota. Malam harinya saya pun ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Saat itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak.Otomatis kondisi rumah lagi sepi,hanya wanita-wanita tok penghuninya.

Saat saya membuka pintu rumahnya, saya agak terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Saat saya perhatikan, dia ternyata tidak memakai BH. Terlihat saat itu buah dadanya yang masih tegar berdiri, tidak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.

Sewaktu saya sedang memperhatikan Dosen saya itu, saya kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi memperhatikan saya. Sesaat saya jadi gugup, tetapi kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya pada saya, dan selanjutnya ia memberikan minuman pada saya. Saat ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya agak pendek), dan sama seperti dosen saya ukurannya juga besar.

Kemudian dosen saya yang sudah duduk di depan saya berkata, (mungkin karena saya melihat belahan dada pembantu itu) “Kamu pingin ya “nyusu” sama buah dada yang sintal..?”
Saya pun tergagap dan menjawab, “Ah… enggak kok Bu..!”
Lalu dia bilang, “Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.”
Mungkin karena ia saya anggap bercanda, saya bilang saja, “Oh.., boleh juga tuh Bu..!”

Tanpa diduga, ia pun mengajak saya masuk ke ruang kerjanya.
Saat kami masuk, ia berkata, “Andre, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian saya menurut saja, saya lihat punggungnya. Karena tidak ada apa-apa, saya bilang, “Nggak ada apa-apa kok Bu..!”
Tetapi tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku. Saya lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan saya ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar. Kemudian saya merayap ke putingnya, dan benar perkiraan saya, putingnya besar dam masih keras.

Kemudian ia membalikkan tubuhnya, ia tersenyum sambil membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat.
Kemudian saya berkata, “Kenapa Ibu membuka baju..?”
Ia malah berkata, “Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena saya ingin juga merasakan tubuhnya, saya pun tanpa basa-basi terus menciuminya dan juga buah dadanya. Saya hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian saya, ia pun terbelalak saat ia melihat batang kejantanan saya.
“Oh, sangat besar dan panjang..! (karena ukuran penis saya memang besar, sekitar 17 cm dan berdiameter 3 cm)”

Dosen saya pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum penis saya hingga biji kemaluan saya.
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah dihisap seperti ini..!” desah saya.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Saya juga meremas-remas terus buah dadanya, nikmat sekali kata dosen saya. Kemudian ia mengajak saya untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69.

Saya terus menjilati vaginanya dan terus memasukkan jari saya.
“Ah.. Andre, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan penismu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab saya sambil mencoba memasukkan batang kemaluan saya ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga ya Bu..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya saya.
“Iya Andre, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya.
Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang saat dimasukkannya penis saya sambil berkata, “Ohh… ohhh… besar sekali penismu, tidak masuk ke vaginaku, ya Ndre..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab saya sambil terus berusaha memasukkan batang keperkasaan saya.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang vaginanya, saya pun memutar-mutar batang kemaluan saya dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan batang kejantanan saya sudah masuk setengahnya.

“Ohhh… ohhh… Terus Ndre, masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Setelah memutar dan mengocok batang kejantanan saya, akhirnya masuk juga rudal saya semua ke dalam liang kewanitaannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya, “Oh my good..! Ohhh..!”
Saya pun mulai mengocok batang kemaluan saya keluar masuk. Tidak sampai semenit kemudian, dosen saya sudah mengeluarkan cairan vaginanya.
“Oh Andre, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan saya untuk terus memaju-mundurkan batang keperkasaan saya. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi, “Crep.. crep.. sleppp.. slepp..” sangat keras. Karena saya melakukannya sambil menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya.

Saat itu saya sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami). Oh, betapa bahagianya saya sambil terus mengocok batang keperkasaan saya maju mundur di liang vagina dosen saya. Saya juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan saya baru kali ini melihat wanita masturbasi.

Setelah 15 menit bermain dengan posisi saya berada di atasnya, kemudian saya menyuruh dosen saya pindah ke atas saya sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas tubuh saya.
15 menit kemudian ia ternyata orgasme yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia orgasme, padahal aku belum sekalipun orgasme.” batin saya.

Kemudian setelah orgasmenya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan saya berdiri di depannya. Saya terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Andre, pelan-pelan Ndre..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan batang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
“Ah Andre, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sambil memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.

Setelah itu ia mengajak saya ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu saya dapat orgasme, karena ia kelihatannya tidak sanggup lagi membalas permainan yang saya berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen saya sangat senang diusap buah dadanya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan saya menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).

Setelah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen saya dan yang pertama bagi saya.
“Oh Andre, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Setelah terasa penuh di ujung kepala penis saya, kemudian saya keluarkan batang kejantanan saya dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas buah dadanya sambil mengusap-usap lembut.

“Oh Andre, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tidak cepat orgasme, sehingga aku dapat orgasme berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Andre. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku orgasme sekali saja, kadang-kadang tidak sama sekali.” ujar dosen saya.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan saya keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian saya yang berserakan di sana.

Di luar ruang kerjanya, saya lihat pembantu dosen saya tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sambil memasukkan jari-jarinya ke dalam vaginanya. Karena melihat tubuh pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, saya mulai membayangkan bila saya dapat bersetubuh dengannya. Yang menarik dari tubuhnya adalah karena buah dadanya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya saya pikir, biarlah saya main lagi di ronde kedua bersama pembantunya. Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah setelah melihat permainan saya dengan majikannya.

Saya langsung menindih tubuhnya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Saya mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya. Saya mencium dan menjilat seluruh permukaan buah dadanya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu. Tidak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami. Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti saat kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing. Oh, ternyata saya sudah bermain seks dengan dua wanita bernafsu ini selama satu setengah jam. Saya pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya saya merasakan bercinta dengan wanita.

TAMAT

Kucumbu Dan Kusetubuhi Teman Baikku Saat Camping

Kucumbu Dan Kusetubuhi Teman Baikku

ALam pun akan berputar tak akan berhenti,Bumipun pada saatnya akan hancur’ini menandakan kiamat’,seperti apa yang dikishakan strat movie “2012′yang membikin heboh dan kontrofersi banyak orang.Hi,,,”seram,film ini menadakan bencana banjir bandang yang luar biasa hebatnya merenggut banyak nyawa,tapi film ini ada sisi heronya”ada beberapa orang yang lolos dari kejadian maut itu,Tapi saatnya meredam cerita horor.

aku akan kembali untuk berbagi cerita dimana faedah dari kejadian ini sebenernya harus bersyukur pada alam,tapi mengapa malah dengan panorama alam yang indah ada suasana sex yang tidak bisa dihindarkan,Cerita ini mengankat sisi kehidupan,Mengenal alam yang di ciptakan oleh Tuhan memang begitu indah begitu besar isi dunia ini betapa kecil kala kita memandang langit,hidup bersama alam membuat kita semua Tahu bahwa Tuhan itu ada memberi didalam seluruh jagad raya ini.Sebagai manusia kita harus mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan tanpa tidak merusak dan memunahkan pemberiannya.Siapa yang wajip melakukan itu semua,selain para generasi muda yang berbudi luhur dan cinta terhadap Tuhan.Hal ini bisa ditunjukkan sejak dini,misal dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat alam dengan mengikuti ekstrakulikuler “lintas alam’.ekskul ini biasa di lencanakan oleh lembaga-lembaga sekolah.Aku mau berbagi kisah menarik soal pengalamna saat melakukan hal yang bernuansa alam.Kejadian ini aku tulis dalam sebuah diari besarku yang akan ku ingat selalu.Dan saat ini aku akan ceritakan kembali kepada para pembaca.inilah ceritanya semoga kejadian ini bisa menjadi sorotan dan hal rekomendasi dalam hidup.

Suatu hari, kelompok PX mengadakan acara berkemah di hutan selama tiga hari. Pesertanya selain anggota kelompok, juga klub pecinta alam di smu-smu. Tapi untuk keselamatan mereka, kondisi badan mereka juga diperiksa terlebih dulu. Selain itu, peserta dibagi dalam regu-regu yang masing-masing terdiri dari empat anggota kelompok PX dan dua orang dari smu. Sebelum berangkat ke lokasi, semua peserta berkumpul di sekretariat klub kami untuk pembagian regu dan penjelasan mengenai medan yang dilalui dan tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan tiap regu. Dalam reguku, dari kelompok PX, ada Doni, Rima, Lydia, Mirna, dan aku. Di sana aku berkenalan pula dengan dua anggota reguku dari peserta smu. Laila, siswi kelas 3 yang cukup manis dan Johan, yang ternyata masih kelas 2. Setelah mengepak perlengkapan dan meletakkannya ke dalam bis, kami naik dan mulai menuju lokasi yang kurang lebih 230 km dari sekeretariat kami. Johan ternyata memilih duduk disampingku. Ia tampak sangat antusias mengenai perjalanan ini, ia bertanya banyak hal dan pembicaraan itu cukup mengakrabkan kami berdua. Setelah beberapa lama, aku mulai memperhatikan bahwa Johan bisa dibilang cukup berotot dibandingkan remaja lain seusianya. Wajahnya cukup tampan dan kulitnya putih. Rambutnya mengingatkan aku pada rambutku sendiri sebelum aku lulus dan kupanjangkan sampai sebahu seperti sekarang. Pakaiannya menunjukkan kalau dia anak orang yang cukup berada. Saat pandanganku mengarah pada celananya, aku cukup terkejut karena tonjolan yang ada di tengah pangkal kedua pahanya tampak lebih besar daripada punyaku sendiri. Padahal aku cukup bangga dengan ukuran “Senjata”-ku yang bisa mencapai 18 cm. Semakin lama aku semakin penasaran tentang ukuran sejatanya itu, tapi aku belum berani menanyakan kepada Johan. Tidak tahu kenapa, senjataku itu lalu pelan-pelan bangun. Karena kami berangkat kira-kira jam 9.30 pagi, jadi sesampainya kami di sana sudah cukup siang. Panitia menjelaskan sekali lagi tentang tugas-tugas masing-masing regu. Selanjutnya acara pun dimulai. Setiap regu mulai menelusuri rute yang ditetapkan.

Setelah hari hampir gelap dan kami telah menemukan tempat yang cukup luas, kami kemudian membangun dua tenda, satu untuk perempuan dan satu untuk laki-laki. Aku, Laila, dan temanku yang lain membuat api unggun dari kayu bakar yang sudah dibawa dari sekretariat tadi. Setelah cewek-cewek berganti baju, tugas mereka untuk memasak, sedangkan sekarang giliran kami yang cowok untuk berganti baju. Saat Johan melepas bajunya, aku bertambah yakin kalau anak ini sering berlatih beban, otot-ototnya tebal dan membentuk. Aku masih mengawasinya, ia lalu melepas celananya dan.. Oh! ternyata ia tidak memakai celana dalam. Aku rasa itulah yang membuat tonjolan yang tampak lebih besar dari punyaku. Kulihat penis Johan yang sedang “Tidur”, ternyata sedikit lebih besar dari punyaku. Johan telanjang bulat sekarang, sedangkan Doni hanya menggunakan celana dalam saja. Aku sendiri sudah sering melihat tubuh Doni yang cukup seksi telanjang saat berkemah dan kami cukup akrab. Tapi tidak terjadi apa-apa, meskipun aku dengan susah apayah menahan nafsuku, setiap kali Doni memperlihatkan perutnya yang rata. Yang sangat menarik perhatianku kini adalah anak SMU ini.. Rambut hitam yang cukup tebal menghiasi sekeliling penis Johan, demikian juga di ketiaknya. Ia tidak tampak seperti bocah berusia 17 tahun, malahan.. sangat dewasa. “Lho, Mas Fer, nggak ganti baju?” suara Johan mengagetkanku. “Oh, ya. Nanti saja”, ujarku sambil mencari bajuku di tas. Aku baru sadar kalau belum membuka selembar pun pakaianku. Rupanya aku terlalu sibuk memperhatikan tubuh Johan. Kutunggu mereka semua keluar, dan saat mulai berganti bahu, aku sadar bahwa ereksiku sudah penuh, dan dari luar celana jeans-ku tampak tonjolan yang cukup besar. Aku jadi bertanya-tanya apakah Johan atau Doni tadi menyadari bahwa aku sedang terangsang. Malam itu seperti acara perkemahan yang lain, diisi dengan main musik, menyanyi, dan ngobrol. Tapi semua tak berlangsung terlalu lama karena kami semua lelah dan ingin segera tidur. Kami dapat telentang dengan cukup leluasa, karena tenda kami hanya diisi tiga orang, sedang di tenda cewek diisi empat orang. Di sebelahku Doni yang tidur dengan cepat sekali, dan di sampingnya lagi Johan. Meskipun aku juga merasa sangat capai, tapi aku hampir tidak bisa tidur karena teringat akan tubuh Johan yang putih mulus dan berotot. Dari tempatku, aku tidak bisa melihat keadaan Johan, hal ini lalu membuatku berfantasi yang bukan-bukan. Untunglah akhirnya aku bisa juga tidur meskipun tidak begitu nyenyak. Esok paginya ternyata aku dan Johan ketiduran, yang lain sudah mandi dan sedang makan.

Akhirnya setelah makan, aku dan Johan bertugas untuk mencari kayu bakar, karena sudah habis untuk menghangatkan makanan kami. Teman-temanku menunjukkan jalan untuk mencapai sungai, bila kami ingin mandi. Aku dan Johan kemudian pergi ke dalam hutan. Kira-kira satu jam kemudian, kami sudah masuk hutan cukup dalam dan kayu yang kami kumpulkan juga cukup untuk hari itu. Aku mengajaknya kembali ke kemah, tapi Johan rupanya ingin mandi dulu. “Memangnya kamu bawa handuk?” “Iya, tadi waktu Mas Ferry ngambil parang, aku ngambil handuk. Ayolah Mas, sama-sama nanti handuknya kan bisa gantian.” “Nggak lah, aku ngasih kayu ini dulu, biar temen-temen nggak nyariin kita.” “Okelah, sampai nanti ya Mas!” Kami berpisah di situ dan aku berbalik menuju kemah. Tapi setelah dua-tiga menit aku baru sadar kalau Johan anak baru, jangan-jangan dia tidak bisa kembali dan tersesat dalam hutan. Lalu aku tinggalkan kayu bakar di sana dan kembali menyusul Johan. Ia sudah tidak tampak lagi, aku langsung pergi ke sungai yang diceritakan temanku tadi. Di sana, aku menjumpai Johan sedang berdiri di tepi sungai membelakangiku dan.. telanjang. Aku putuskan untuk mengamatinya dulu sebelum menyusul. Aku ingin melihat seluruh tubuh Johan yang seksi sekali lagi. Semua ingatan tentang Johan yang sedang melepas bajunya memenuhi ingatanku dan pelan-pelan penisku ereksi. Tiba-tiba aku perhatikan, tangan kanan Johan berada di depan tubuhnya sehingga tidak bisa kulihat, tapi aku yakin kalau tangan itu sedang bergerak maju dan mundur dengan pelan.. Johan sedang onani di depan mataku! Melihat pemandangan itu, aku pun tak sabar lagi.

Nafsu memenuhi diriku dan aku nekad. Aku berjalan menuju bocah seksi itu sambil memanggil namanya. Johan menoleh ke arahku dan tampak sangat terkejut. Aku bisa lihat kalau dia agak terengah-engah, dari dadanya yang kembang-kempis. Saat aku sudah di sampingnya, aku lihat penisnya masih tegang, bahkan pucuknya sudah berwarna merah tua. Yang mengejutkanku, ukurannya berlipat dari kemarin, melebihi ukuran penisku saat tegang, mungkin sekitar 22 cm. “Eh.. e.. Mas Ferry nggak jadi kembali ya? Kenapa?” tanya Ferry dengan suara yang agak tersengal. “Iya, soalnya badan nih rasanya gerah. Kamu nggak merasa gerah?” Aku lalu mulai melucuti pakaianku sampai akhirnya bugil seperti Johan. Johan sepertinya memperhatikan tubuhku, mungkin karena ini yang pertama kalinya ia melihat aku bugil. “Johan, kok bengong? Gerah nggak?” “Oh, oh.. iya gerah.” “Ya pasti, soalnya kamu habis main sih.” “Ma.. main?” “Mas Ferry lihat kok tadi.” Aku melihat wajahnya, dia menunduk mungkin malu ketahuan. “Udah, gitu aja dipikirin. Mas Fer juga sering kok main sendiri. Tapi lebih seru kalau kita main berdua.” Johan tampak terkejut dan sebelum dia mencerna lebih jauh ucapanku, aku mendekapnya dengan erat. Johan berontak, tapi aku mendekapnya lebih erat lagi. Aku merasakan penis Johan yang panas dan tegang menekan perutku. “Mas Fer, lepas, Mas! Apa-apaan nih?” Johan setengah berteriak. “Sstt.. tenang aja! Kita main. Pasti seru dan enak! Aku udah nggak tahan.. kamu terlalu seksi!” “Mas, jangan!” Kini suara Johan lebih mirip erangan daripada teriakan, dan ini membuatku semakin terangsang. Kucium dan kujilati lehernya, aku ingin dia merasakan gejolak nafsu yang aku rasakan saat itu. Dia terus meronta dalam pelukanku yang kuat sambil bergumam, “Mass.., jangann.., Mass..!” Erangan Johan membuatku makin ganas, selesai kujilati lehernya, aku ambil kepalanya dengan tangan kiriku sementara tangan kananku masih mendekapnya. Kudekatkan wajahnya dengan wajahku, dan kucium dia dengan penuh nafsu. Saat itu, aku sadar bahwa Johan juga menginginkan “Permainan” ini, lidahnya dengan terampil membalas ciumanku, sedang kedua tangannya membelai rambut panjangku, menekan wajahku agar bibirku tetap menempel pada bibirnya. Kuputuskan mengambil langkah lebih jauh, kupegang senjata Johan yang dari tadi tegang dan menekan-nekan pusarku.

Kuelus pelan, dan kemudian aku genggam sebelum akhirnya aku kocok. Johan tersentak sedikit, ia melepaskan ciumannya dan mulai mendesah, “Aduh, Mas! Ahh.. uuhh..!” “Jangan, Mas! Ini.. ini..” “Ini nikmat khan Johan? Hmm?” sambungku sambil terus memompa penis putih itu. “Ohh.. iya, Mass.. teruss.. enakk..” Kulihat Johan memejamkan matanya sambil menengadah, menikmati betul-betul gesekan jariku pada senjatanya. Tampaknya kerjaku sangat baik.. Perlahan kurasakan kedua tangannya turun dari kepalaku, meyusuri punggungku dan sampai pada kedua pantatku. Johan meremas-remasnya, seirama dengan kocokan tanganku pada penisnya. Beberapa saat kemudian, Johan menggeliat, hampir lepas dari dekapanku. “Mass.. bentar lagi nih.. aku.. nggak kuatt..!” “Agghh!” Crott.. crott.. crott..! Senjata Johan memuntahkan peluru maninya, membasahi tubuhku dan tubuhnya sendiri pula, karena Johan belum lolos dari pelukanku. Air maninya yang hangat terasa sangat nyaman di dada dan perutku. Tubuh padat Johan menggelinjang, mengisyaratkan kenikmatan yang Johan rasakan. Tubuhnya yang berotot dan dibasahi keringat, menggeliat dalam pelukanku, memberiku pengalaman erotis dan membuat nafsuku bergelora, wajahku terasa panas. Aku terus memompa penis Johan, aku ingin menguras isinya. Dan satu tembakan lagi keluar.. menyentuh daguku.. Kuremas penis Johan yang mulai lemas. “Mass.. ahh.. enakk.. enak bangett..!” Kulihat wajah Johan yang tersenyum puas dan merona merah. Penis Johan terus kuremas dan terasa semakin lemas.. “Aduhh.. Mas! Ampun! Enak banget! Terusin..!” Kueratkan lagi remasanku pada penisnya, agar Johan benar-benar puas. “Ohh! Ampun.. ahh!” dan akhirnya Johan jatuh terduduk dihadapanku. Pasti seluruh tubuhnya lemas, sampai-sampai kakinya tak mampu menopang dirinya sendiri. Johan masih tersengal-sengal, mencoba mendapatkan udara lebih banyak, menghimpun tenaganya lagi.. Tapi aku sudah tidak tahan. Penisku yang sedari tadi tegang, kuusapkan pada pipinya, dan lalu kumasukkan dalam mulutnya. Kehangatan rongga mulut Johan terasa sungguh nikmat.

Johan terbelalak, nampaknya ia masih susah bernapas. Kurengkuh kepalanya, dan kugerakkan maju mundur. Johan sudah bisa beradaptasi, lidahnya ternyata juga terampil memanjakan batang kejantananku. Dia terus mengulum kemaluanku, dan sekali lagi meremas pantatku. Aku memanjakan diriku sendiri dengan memencet-mencet puting susuku. Dan aku meratakan sperma Johan yang tadi membasahiku dengan tanganku yang lain. Ohh.. sungguh nikmat. “Ahh.. Johan.. kamu pinter bangett.. Ayo.. terusinn..!” Beberapa detik kemudian aku merasakan denyutan di zakarku. “Johann.. aku.. aku.. mau..” Johan semakin ganas dan dengan segera spermaku membanjiri mulut dan tenggorokannya. “Oohh! Yess..! Ahh..!” Begitu banyak.. hingga sebagian ada yang menetes keluar dari sudut-sudut bibirnya. Aku pejamkan mata, merasakan betul kenimatan yang kurasakan, ketika Johan menjilati pusarku dan terus ke atas, menjilati sisa-sisa spermanya sendiri.

Susi Cewek Bispak Menggodaku

Susi Cewek Bispak SMP Jakarta
 

Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Susi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Susi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Susi.
Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.
Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Susi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ma Susi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Susi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.
Sambil menikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Susi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Susi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.
Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Susi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.
“Si, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin kontol aq” ujarku, Susi mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.
Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku arahkan ke batang kontolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Susi, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Susi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.
Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Susi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Susi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Susi sambil melirik mengejek ke temanku itu.
Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.
Susi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Susi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Susi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.
Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Susi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Susi lalu dia meminta Susi untuk menghisap kontolnya, Susi ok-ok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Susi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Susi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Susi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…

Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Susi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Susi.
Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Susi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Susi masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Susi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Susi membuat Susi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Sil udah pernah liat kontol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Susi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Si” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Susi, Susi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.
“ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko kontol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Susi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.
Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Susi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Susi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Susi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.
Rudi segera meraih tangan Susi dan mengarahkannya ke kontolnya, Susi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Susi sambil meraih kepala Susi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Susi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
“kontol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Susi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Susi makin aktip menghisap2 kontolku.
Panas melihat aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Susi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Susi yang terbalut celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Si buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Susi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Susi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Susi membuat Susi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.
Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Susi, berkali2 Susi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Susi sambil tanganku memegang kepala Susi menghindari dia melepaskan kontolku. Susi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo tin terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi makin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Susi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.
Susi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Susi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Susi.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi” rungut Susi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Susi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Susi sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Si” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Si bajunya, udah kenak mani si martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Susi tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Susi, “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Susi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.
Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Susi yang cukup besar itu membuat Susi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Susi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Susi.
“ko mo ngentoti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Susi memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.
“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Susi” ujar Susi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Susi.
Terdengar pekik Susi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Susi membuat Susi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Susi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.
Tubuh Susi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Susi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Susi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Susi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Susi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Susi.
“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Susi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Susi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Susi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Susi.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.
Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Susi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.
“baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Susi. Beda dengan Rudi dengan ku Susi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.
Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Susi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Susi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Susi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Susi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.
“wei kontol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Susi sementara tubuh Susi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkram erat batang kontolku.
Ku rasa pepek Susi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Susi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Susi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

Pembantuku yang Ganjen

Pembantuku yang Ganjen


Sepeninggal Lastri, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Atun.

Atun berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja. Yang agak istimewa dari penampilan Atun adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal.

Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Atun ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Atun cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00. Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Atun seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.
” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Atun. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian ****** saya, meremas-remas sehingga ****** saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, ****** saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.
“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Atun ,
“oh… enggak Tun, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Atun terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu kenapa Tun,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”
“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Atun membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Tun….tolong nyalakan tv-nya”
Atun berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Atun dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai memuncak.
“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Atun sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Atun ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.
“lagi sedikit Tun….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di ****** saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Tun..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Atun mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.
“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Atun kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba ****** lawan mainnya , tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Atun; terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker. Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Atun terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Atun, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Atun diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Saat kepala ****** saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Atun sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga ****** saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Atun lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun bagaikan menjepit ****** saya dan seperti tidak mau melepaskan ****** saya. Memek Atun ternyata sempit sekali dan ****** saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Atun.
Mulut Atun menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian. Aah ….. Atun, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Atun. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Atun mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap ****** saya dengan keras dan berusaha untuk menelan ****** saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Atun panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan ****** saya kuat-kuat kedalam memek Atun. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Atun yang begitu hangat dan menghisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi ****** saya masih ada di dalam jepitan memek Atun. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Atun langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas ****** saya. Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus ****** saya tetapi Atun yang sedang menunduk untuk mencium ****** saya, yang sudah keras dan tegang.
“Tun….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Atun sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Atun langsung juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil; waah Atun langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.
Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Atun untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Atun mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang ****** saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang ****** saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun….memek kamu” kata saya, Atun sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang ****** saya terasa mau putus karena enaknya memek Atun, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras. “ooooh …. Atun….ennaaaak” Atun kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun , badan Atun pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Atun bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.
Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Atun, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.

Bispak yang masih Perawan

Bispak yang masih Perawan

Malam minggu malam yg ditunggu tunggu para remaja untuk berwakuncar…banyak remaja yg membawa pacarnya ke mall ,bukan untuk membelikan sang pacar barang mewah tapi hanya sekedar meneraktir pacar ke bioskoop atau makan di kedai makan yg jumlahnya cukup banyak di setiap mall…tapi bagaimana klo lagi jomblo seperti gw saat ini…? no problem…malam ini walaupun gw sendirian pasti gw pulang ama cewek ,paling enggak sama bispak….hehehee…tapi nasib memang lagi mujur.. saat gw menunggu empek empek yg baru gw pesen tiba tiba datang dua orang gadis remaja 17 /18 tahunan duduk di dekat meja gw…sambil cekikikan…mereka melirik ke arah gw….wah bispak neh pikir gw….yg satu berambut panjang, susunya gede banget….yg satu berambut pendek sebahu, susunya sedang sedang aja…tapi dua duanya berkulit kuning bening…dan berwajah manis…setelah berkenalan yg berambut panjang namanya yuni dan yg berambut pendek nita…mereka blom punya pacar( gleg gleg….perawankah …gleg )
Setelah makan bersama gw ajakin mereka untuk nonton film di salah satu bioskop yg ada di mall itu…dan mereka mau aja asal di bayarin….
Didalam bioskop gw duduk di tengah nita di sebelah kanan dan yuni di sebelah kiri…baru lima menit film nya di putar tangan gw mulai bergerak …jatuh di bahu mereka trus turun kebawah ,pertama tangan yg kanan meremas susu nita yg ngak terlalu besar tapi sangat kenyal…wow…nita ngak marah malah diem aja menikmati remasan gw…trus tangan kiri gw juga ngak mau kalah meremas susunya sih yuni yg besar itu….kenyal,besar..wow … yunipun ngak marah malah kayaknya ketagihan untuk diremas lebih lanjut…. akhirnya gw ngak tahan lagi gw bilang sama mereka kita keluar aja yuk…film nya ngak rame ini…. kata gw lagi dan merekapun setuju….sampai di mobil mereka bilang nita ngak bisa ikut mau pulang aja…. karena sakit perut lagi mens seh…katanya …lalu gw anterin kerumah sih nita…

tinggal si yuni neh…gw bawah ke hotel salak..di bogor…chek in….trus masuk kamar….sambil minum bier yuni menari nari depan gw…gw biarin dia minum dua botol heineken bier…trus dia mulai membuka bajunya wow…dua buah gunung mencuat kedepan di bungkus bHnya yg tipis…gw samperin dia gw remes remes lagi susunya yg mengkal itu dengan lincahnya gw buka tali bhnya …susunya yg besarpun terpampang bebas di depan mata gw …puting yg ke merahan itu gw masukin kemulut gw….dengan lidah gw gw isepin…sampai dia membesar dan mengeras…hhhsst…geli….hsst cuman itu yg keluar dari mulut yuni….trus gw prosotin roknya….cdnya …sekarang yuni terlanjang bugil…..bulu jembutnya blom begitu banyak…yg membuat kontol gw ngaceng….blom sempet gw rabah buljemnya yuni sudah berjongkok didepan gw memberikan blowjob…wow….kontol gw di pegangnya sambil lidahnya bermain di kepala kontol gw….wow…sadapppppppnya…..kelur masuk mulut yuni yg hangat diputerin lidahnya di kepala kontol gw di masukin lagi kedalam mulutnya….biji peler gw sekali sekali di ciumin..wow komplit banget..akhirnya gw ngecrot di mulutnya….sperma putih membasahi mulut yuni yg mungil itu….trus gw suruh dia rebahan di kasur….sekarang giliran gw beraksi…gw buka celahan bibir memeknya yg masih berwarna pink yg sudah mulai mengkilat oleh cairan birahinya….gw masukin lidah gw…gw cari itunya dengan lidah gw…gw jilatin itilnya sampai dia menjerit menahan orgasme…sambil tangannya meremas rambut gw….trus gw amabil posisi…gw naik ke atas ranjang …gw buka pahanya lebar lebar….gw bawah kontol gw kecelahan memeknya …gw gesek gesekin di celah celah memeknya itu…husssst…hhhssst…aaghhh…rintihan nya mulai terdengar..gw terusin sampai memeknya menjadi banjir cairan pelumas yg hangat dan bening itu….baru gw tekang ke arah lobang nya yg masih kecil itu …tapi baru sampai kepalanya saja yg masuk yuni mulai menjerit aauggh… pelan pelan ….kamu yg pertama..wah…masih perawan neh…ngak di sangka gw dpt perawan lagi….pelan pelan gw tarik kontol gw trus gw dorong lagi sampai permukaan lobangnya….akhirnya yuni bisa lagi menikmati permainan gw…dan lobangnya semakin becek dan licin…. sampai akhirnya gw ngak tahan …gw dorong semua kontol gw kedalam memek perawan yuni yg sempit itu…yuni menjerit..auughh sakit….sambil mencubit tangan gw….augh….augh…dan darah perawan yuni membasahi kontol gw….gw tarik pelahan lahan keluarlah beberapa tetes darah dari memeknya membasahi sprei rajang hotel salak…pelahan tapi pasti gw mulai mengoyangkan kontol gw…dorng masuk tarik lagi mulanya pelahan lalu semakin lama semakin cepat sampai yuni ngak merasa sakit lagi…dan memeknya semakin licin gw dorong dengan cepat kedalam keluar kedalam keluar….erangan sakit yuni berubah menjadi erangan nikmat…hhsst….trus…. yg dalem….trus…..hhssstt….gw berubah posisi menjadi seperti org berpush up…sehingga kontol gw bisa masuk kedalam semuanya…urat urat di sekitar kontol gw membuat yuni menjadi tambah nikmat…..uugh hhsst…aagh…. jeritnya…yaaay yyaaa….yuni sudah mencapai puncak kenikmatannya di susul sama gw….dua macam cairan hangat bersatu di dlam satu lobang….woow..nikmatnya……gw cabut kontol gw…bersamaan dengan keluarnya kontol gw keluar juga cairan hangat bercampur darah perawan dan sperma gw..dari memeknya…. hhmm ternyata dugaan gw salah dia bukan cewek bispak ,cuman cewek yg lagi jomblo kayak gw….yg sama sama butuh….ke esokan harinya…. gw bawah dia kerumah nita…sejak saat itu yuni dan nita menjadi temen seks gw ….kadang kadang kita main trio…..nita sampai saat ini blom gw perawanin….tunggu sampai memek yuni ngk sempit lagi baru nita gw perawanin…. saat ini cukup dengan lidah saja….ehhehheh….

Ngentot Dengan Kakak Pacarku

Ngentot Dengan Kakak Pacarku Sendiri
 


Nama aku Teddy, umur 22 tahun, tinggi 175 cm, panjang penisku 17cm. Aku ingin menceritakan kejadian yang mana kejadian ini saya melakukan hubungan sex yakni kepada kakak pacar saya yang bernama Desi 23 tahun, Bra 36, tinggi 170 Cm, dan berat badannya 60 Kg serta pacarku Dewi bernama memiliki umur 21 tahun, tinggi 168 Cm, berat 55 Kg dan ukuran Bra 34 C.

Kejadian yang saya alami tersebut terjadi pada hari minggu tgl 20 April 2003 yang lalu. Pada waktu itu saya berniat mendatangi rumah pacarku (mengapeli) sekalian minta jatah kepadanya dan juga karena pada malam minggunya saya ada acara bersama keluarga.Ketika saya sampai kerumah pacarku dibilangan Ps.Minggu rupanya pacarku sedang pulang kampung bersama ortu dan adik-adiknya ke palembang selama 16 hari karena kakeknya meninggal dunia dan yang ada dirumah hanya Desi (Kakak perempuannya).

Setelah saya tahu bahwasannya pacar saya tidak ada dirumah akhirnya saya minta izin kepada kakaknya. Namun kakaknya menganjurkan kepada saya agar au mampir dulu kerumah sebentar dan juga menemani dia main PS dirumah. Kebetulan waktu itu Psnya ada didalam kamar Desi. Ketika saya sedang asyik main saya melihat ada sebuah kotak bekas kotak sepatu, ketika saya buka saya kaget melihat isi didalamnya rupanya isi didalamnya terdapat alat bantu sex yang berbentu Penis serta beberapa VCD Porno keluaran VIVID USA. Kakak saya pada waktu itu tidak mengetahui bahwasannya saya membuka kotak mainannya dan ketika saya ambil isinya serta saya tanyakan kepadanya “Apa ini Kak?” Langsung saja saya melihat expresi mukanya yang langsung memerah. Terus dia Jawab “Mau tahu saja kamu anak kecil”. Kakak selama ini tidak ada pelampiasan yach selama Kak Budi (Pacarnya = Awak Kapal) ada dilaut.

“Achhhh bisa saja kamu” Jawabnya.,

“Kakak mau aku bantu gak” jawabku.,

Tanpa menunggu jawabannya langsung saja kusergap bibir seksinya itu sambilan aku memainkan payudaranya. Setelah itu pelan-pelan tanganku menjalar masuk kedalam bajunya, kuraba pelan perutnya sampai kedalam Bhnya serta aku masukkan telunjuk tanganku kedalam roknya sambil meraba permukaan Cdnya.

“Ted jangan Ted, aku ini kakaknya Dewi”

“Kak Desi, aku ingin sekali ML sama kakak, apakah kakak nggak mau ML sama aku,” tanyaku.

“Aku bukannya nggak mau, tetapi aku malu sama kamu”, jawabnya

“Buat apa kakak maulu dengan aku, dan juga dirumah ini gak ada orang lain yang tahu selain kita”, jawabku

Perlahan-lahan aku ajak dia menuju ranjangnya dan langsung saja kudekati dan kuremas payudaranya.

“Sabar dong…Buka dulu bajumu itu”

Kubuka seluruh bajuku, kupeluk dan kucium bibirnya.

“Wowww penismu besar sekali dan panjang lagi, lebih mantap dari punyanya Mas Budi.”

Tanganku meremas-remas payudaranya yang montok. “Isap doooong… Pintanya”.

Aku mulai menghisap . “Achhh….terus…nikmat ted…oh, ayo….” Aku semakin bernafsu mendengar desahannya itu, sekitar 5 menit aku menikmati payudaranya.

Oh….sstt….jilat Vegiku ted…Pintanya sambil gemetaran. Bibirku langsung menjilati selangkangannya. Lidahku menjilati Vegi-nya yang super becek. Saat lubang kemaluan itu tersentuh ujung lidahku, aku agak kaget karena lubang Vegi-nya itu selain mengeluarkan aroma mawar rasanya pun agak manis-manis legit, beda dengan Vegi pacarku dan dan teman wanitaku yang pernah aku jilat, sehingga aku betah menikmatinya.

“ardgg…arghh…enak banget ted, gue jadi merinding rasanya dan kayaknya mau keluar5 lagi nich, gue suka banget nich, dan lidah elo enak bangeeeet ted”.

“Iya Kak, Teddy juga suka sekali rasanya, Vegi kakak manis banget rasanya”.

“Auuu….auuuu…ted…dddd”.

Terasa ujung lidahku disemprot oleh sedikit cairan bersamaan dengan pantatnya yang diangkat tinggi menempelkan semua Vegi-nya kemukaku. “Teddd…teddd….Kakak keluar tedddd”. Bibir Vegi-nya yang sebelah kutarik perlahan dengan bibirku, sambil kugigit dengan lembut. Dia benar-benar menikmati. “Aduh-aduh enak banget teddd”. Lidahkupun mengaduk-aduk lubang Vegi-nya yang sudah basah sekali.

“Tedd ..sekarang teddd…” Segera aku naik keatas tubuhnya, dia juga sudah siap sekali dengan mengangkangkan lebar-lebar menunggu datangnya Teddy Junior. Perlahan-lahan kugesek-gesek adikku dibibir Vegi-nya, sengaja tidak langsung kumasuki lubang Vegi-nya, aku hanya menggesek-gesek. Dia bertambah nafsu, “Ted, ayo ted, masukin ted, kakak butuh ted, ayo ted”. Tangannya segera memegang batang juniorku dan segera dibimbingnya masuk kedalam lubang Vegi-nya.

“Au…ted, ujungnya gede banget ted” katanya ketika dia memegang ujung juniorku. “inikan yang enak kak, kadi kakak gak mau nich, ya sudah kalau gak mau gak usah dimasukkin”.

“Jangan ted, mau ted, mau ted…cuman takut saja sebab pacar kakak punyanya kecil dan pendek sekali”.

“Auchhh…auuuuu…” teriaknya ketika adikku mulai masuk kedalam memeknya, terasa seret sekali”. “Aduh…ted…sakit…enak…sakitt…en akkkkk”.

“Sakit apa enak kak?” “Tahulah ted, ada sakit sedikit dan enaknya bukan main rasanya, rasanya sampai keujung mulut rahimku ted”.

Pelan kuajun juniorku keluar masuk Vegi-nya, baru beberapa sodokan dia sudah menjerit, “Tedd…teddd…kakak keluar…teddd…auuuu…auuuu…”

“Yach, baru begitu saja sudah keluar” Jawabku,

Terasa sekali kepala adikku dihisap dan dipelintir oleh Vegi-nya yang enak sekali, terasa sekali otot vegi-nyamasih kencang, sambil kutusuk terus vegi-nya, aku tetap menghisap pentil susunya yang begitu indah. “Slrupp…slrupp..” Terdengar setiap aku menarik dan menekan Vegi-nya.

“Kak gantian kak, kakak diatas yach”

“Yach ted, tapi ajarin yach”.

Sekarang posisiku ada dibawah , dia segera naik keatas perutku dan dengan segera dipegang nya juniorku sambil diarahkan ke Vegi-nya. Kulihat Vegi-nya indah seklai dengan bulu-bulu pendek yang membuat rasa gatal dan enak waktu bergesekkan dengan Vegi-nya. “Auuuuu…enak banget kak Vegi kakak”.

“Sekarang gantian teddy yang kakak bikin enak yach” katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol , rasanya batang juniorku mau patah ketika diputarnya juniorku di dalam Vegi-nya dg berputar makin lama makin cepat.

“Auuu…kak…enak bangettt kak….”

Akupun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya , segera kukemut dan kuhisap.

“Ted..ted…ini bisa bikin kakak keluar lagi nich ted…rasanya mentok sekali ted” memang dengan posisi ini terasa sekali ujung juniorku menyentuh peranakan nya.

“Ech..ech….” Suaranya setiap kali aku menyodok vegi-nya. “ted..ayo ted, kakak mau keluar lagi nich” “Tahan kak saya juga mau keluar nich”.

Segera kugenjot memeknya dengan cepat . Dia seperti keserupan setiap dia naik turun diatas juniorku yang jepit oleh Vegi-nya.

“Kak…saya mau keluar kak…” “Ayo ted kakak juga mau nich” “Auuuu….kakkkk”

“yach teddd…. Kakak juga mau keluar nich…..achhhh….achhhh”

Kupeluk erat dia sambil menyemprotkan semua maniku kedalam Vegi-nya.

“Ted…aduhhhh enak banget ted… teddy punya enak banget”

“Kamu punya juga enak kak, bodoh benar pacar kakak meninggalkan kakak demi pekerjaannya dilaut, belum tentu 1 tahun dia bisa pulang.”

Diapun segera rebah diatas badanku, kami berdua lemas, sambil tidur diatas badanku, kuelus terus dari kepala sampai kepantatnya dengan lembut.

“Makasih yach Ted, kakak sudah lama menahan nafsu”.

“Saya juga kak”.

“Janji yach tedd, kakak mau lagi kalau kamu memintanya kepada kakak”.

“Siiip dech kak, tapi hati-hati yach jaga rahasia kita berdua dari Dewi yach kak”.

“OK, Ted”.

Selama 16 hari tersebut kami bebas melakukan hubungan sex dengan kakak pacarku dirumahnya dan setelah itu kami melakukannya diwaktu senggang dan diluar/dihotel. Dan juga aku tidak lupa meminta jatah kepada pacarku setelah pulang dari palembang.

Pesta Seks Bersama 3 gadis dusun Cantik

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.